Seorang gadis di siang hari tersenyum lebar dan seakan mulutnya tak bisa kembali normal lagi, sudah hampir satu jam lamanya gadis itu duduk disitu dengan senyuman lebar dimukanya. Sungguh manusia sangatlah aneh. Ketika bahagia tersenyum lebar tiada henti dan ketika sedih menangis tiada tara. Aku dari sudut sini melihat gadis itu tersenyum lebar dan tiba-tiba akupun tertawa geli melihat gadis itu. Setelah sekian waktu berlalu datanglah seorang pemuda yang datang menghampiri gadis itu. Dan saat ini aku tau dari mana sumber senyum itu muncul. Iya … benar … pemuda itu adalah kekasih dari gadis manis yang tersenyum lebar itu. Rupanya gadis itu sedang jatuh cinta. Cinta yang tulus dan suci dari seorang gadis manis untuk pemuda yang beruntung itu. Dari kejauhan aku melihat bunga-bunga cinta sedang bermekaran diantara keduanya. Tiada henti-hentinya mereka tersenyum sambil tersipu malu. Saking bahagianya sampai-sampai mereka lupa kalau mereka sedang di sudut taman kota. Benar apa kata ora...
Pahit, kata pertama yang keluar dari mulut ini setelah sekian lama mulutmu membisu. Rasa manis dan asin sekalipun ketika masuk ke dalam mulutmu yang pahit akan menjadi pahit. Begitupun dengan aku saat ini di hadapanmu. Meskipun aku berbuat baik dan benar, tapi di depanmu, ketika kamu menganggapku salah maka semuanya akan menjadi salah. Sungguh aku tak mengerti dengan pola pikirmu, kamu lebih bisa menilai aku dari omongan orang dari pada apa yang kamu lihat. Meski sejuta kebenaranku kau lihat di hadapanmu, tapi satu kata orang aku salah, maka salah lah yang aku lakukan itu. Sejujurnya, aku tak tau tentang apa dan mengapa kamu begitu kepadaku? Dan kini aku bertanya-tanya tentang itu. Jika Tuhan bisa menjawab semua pertanyaanku, maka jawablah pertanyaanku, kenapa dia begitu? Kenapa orang lain lebih penting dari pada aku? Apakah begitu buruknya penilaianmu terhadapku hingga kau tak percaya padaku? Sudah ribuan, mungkin jutaan kali aku tanya kepadamu mengapa? Tapi kau hanya diam deng...