Pahit,
kata pertama yang keluar dari mulut ini setelah sekian lama mulutmu membisu.
Rasa manis dan asin sekalipun ketika masuk ke dalam mulutmu yang pahit akan
menjadi pahit. Begitupun dengan aku saat ini di hadapanmu. Meskipun aku berbuat
baik dan benar, tapi di depanmu, ketika kamu menganggapku salah maka semuanya
akan menjadi salah.
Sungguh
aku tak mengerti dengan pola pikirmu, kamu lebih bisa menilai aku dari omongan
orang dari pada apa yang kamu lihat. Meski sejuta kebenaranku kau lihat di
hadapanmu, tapi satu kata orang aku salah, maka salah lah yang aku lakukan itu.
Sejujurnya, aku tak tau tentang apa dan mengapa kamu begitu kepadaku? Dan kini
aku bertanya-tanya tentang itu.
Jika
Tuhan bisa menjawab semua pertanyaanku, maka jawablah pertanyaanku, kenapa dia
begitu? Kenapa orang lain lebih penting dari pada aku?
Apakah begitu buruknya penilaianmu terhadapku hingga kau tak percaya padaku?
Sudah ribuan, mungkin jutaan kali aku tanya kepadamu mengapa? Tapi kau hanya
diam dengan seribu bahasa yang aku tak mengerti. Kenapa memahamimu menjadi hal
yang paling sulit untuk aku lakukan? Padahal aku adalah kekasihmu, orang
terdekatmu.
Oh…mawarku…janganlah
kau membisu.
Oh… mawarku…ungkapkanlah
isi hatimu.
Biar aku tau.
Biar semua
tau.
Kalau pahit
itu pahit dan kalau manis itu manis.
Mawarku…Cintaku…
Good
ReplyDelete